Opini Mengapa Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Harus Dipercepat Untuk Membentuk Herd Immunity


Sudah hampir 2 tahun sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia dan sudah ada 39,4% yang sudah mendapat vaksinasi lengkap dan ada 55,8% yang minimal sudah mendapat dosis pertama vaksin. lalu apa itu herd immunity? Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut. Bergantung pada seberapa menular suatu infeksi, biasanya 70% hingga 90% populasi membutuhkan kekebalan untuk mencapai kekebalan kelompok.


Kenapa vaksinasi harus dipercepat? Karena menurut data dari Badan Pusat Statistik tingkat kemiskinan nasional naik sejak pandemi, dimana sebelum pandemi berada pada titik terendahnya yaitu 9,22% sedangkan setelah pandemi angka kemiskinan naik hingga menyentuh angka 10,19%. Karena itulah pembentukan herd immunity haruslah dapat dipercepat agar ekonomi Indonesia dapat bejalan normal kembali seperti sebelum pandemi. 

https://www.bps.go.id/website/images/Kemiskinan-Maret-2021-ind.jpg



Sumber :
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/apa-itu-herd-immunity-kekebalan-kelompok
https://smeru.or.id/id/content/situasi-kemiskinan-selama-pandemi
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/07/15/1843/persentase-penduduk-miskin-maret-2021-turun-menjadi-10-14-persen.html

 

PENTINGNYA BUDAYA PADA KEHIDUPAN MANUSIA

 

 



 

 

 

Dibuat oleh :

Sendi Aditya Syamasti – 51421404

 

 

 

1IA10 – Teknik Informatika

Universitas Gunadarma


Pendahuluan

            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.

Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. "Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang, dan "kepatuhan kolektif" di Tiongkok.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Permasalahan

          Karena Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi, maka ada kemungkinan suatu budaya yang akan hilang ataupun punah. Lalu apa yang dapat menyebabkan suatu budaya punah atu luntur? Sebelum itu kita harus mengerti kenapa budaya bisa berubah.

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial, dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan ini merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat, dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial, yaitu tekanan kerja dalam masyarakat, keefektifan komunikasi, dan perubahan lingkungan alam.

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

            Selanjutnya adalah masuknya budaya atau yang disebut Penetrasi kebudayaan. Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

a.      Penetrasi damai : Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Kpop, Hollywood, Bollywood, dan lain-lain sebagainya ke Indonesia[butuh rujukan]. Penerimaan kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia, dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

b.      Penetrasi kekerasan : Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa, dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

Nah dapat dilihat jika hilangnya suatu budaya dapat disebabkan karena berbagai hal salah satu contohnya adalah alam. Misalnya ada suatu saat terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim maka rumah adat yang tidak mungkin lagi di tinggali pada iklim yang ada. Di contoh tersebut rumah adat yang merupakan budaya yang tidak bisa ditinggali lagi karena iklim yang tidak memungkinkan harus diganti dengan tempat tinggal yang lebih kuat lagi. Yang kedua adalah masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing adalah salah satu penyebab utama lunturnya budaya asli yang ada.

 

Penutup

            perubahan budaya akan selalu terjadi dan tidak dapat dihindari,  wacana mengenai pelestarian budaya hanya akan berbentuk wacana yang simbolis saja karena manusia sudah pasti tidak bisa hidup dengan menggunakan cara hidup yang lama dan itu-itu saya. Tetapi perlu kita perhatikan bahwa budaya lama tetap akan menjadi acuan untuk melahirkan budaya baru, sehingga dapat dikatakan bahwa budaya baru merupakan hasil modifikasi budaya lama.

            Perubahan budaya bukanlah selalu hal yang buruk karena manusia akan selalu berkembang untuk mempertahankan hidupnya. Manusia juga akan melahirkan ide-ide baru yang akhirnya akan menjadi budaya baru dan mungkin hasil budaya baru tersebut merupakan hasil modifikasi budaya-budaya yang lama

Saran :

            Anak muda haruslah mempertahankan budaya yang ada karena orang-orang tua yang paham, mengerti, dan ahli dengan budaya yang ada tidak akan hidup selamanya. Regenerasi akan selalu terjadi dan masuknya budaya asing bukanlah hal yang mungkin. Bukan berarti anak muda tidak boleh menyukai budaya asing, tetapi kesadaran akan pentingnya budaya sendiri haruslah ditumbuhkan karena jika bukan anak buda sebagai penerus generasi sebelumnya, siapa lagi yang akan mewarisi budaya yang ada.



Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/yasyfashabrina/5f4b52d6097f362edb29a373/penyebab-lunturnya-budaya-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya